Senin 16 Aug 2021 23:00 WIB

KH Idris Kamali Penerus Dakwah Sang Hadratussyekh (I)

Kiai Kamali merupakan salah satu simpul dalam jejaring ulama nusantara di Haramain.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Warga beraktivitas di areal Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy
Foto:

Sebagai pengajar di Tebuireng, Kiai Idris lebih senang mengumpulkan para muridnya di masjid daripada madrasah. Alasannya, dirinya ingin mendapatkan dua pahala sekaligus dari ibadah yang ber beda, yakni iktikaf dan mengajar. Adapun metode yang sering digunakannya ialah sorogan. Para santri membaca kitab di hadapannya. Jika terdapat kesalahan, Kiai Idris akan mengoreksinya secara langsung.

Metode sorogan sangat efektif di pesantren.Sebab, cara demikian bisa membuat para santri lebih terampil dalam membaca kitab-kitab klasik. Tidak hanya mengajari para santri agar piawai dalam membaca kitab, Kiai Idris juga mengajak mereka untuk melaksanakan pelbagai amalan sunah, seperti puasa Senin-Kamis atau shalat malam.

Selama di Tebuireng, Kiai Idris juga mempunyai kebiasaan unik. Ia senang memelihara hewan ternak, seperti sapi atau kambing. Hobi tersebut dilakukannya bukan untuk mencari kekayaan, melainkan agar dirinya dapat lebih rutin bersedekah.

Sering kali ia memberikan susu sapi perahan kepada dewan guru di lingkungan Tebuireng. Bahkan, ketika cucu Mbah Hasyim, Gus Dur, hendak menikah, Kiai Idris memberikan beberapa ekor kambingnya untuk acara walimah.

Ada beberapa cerita yang berkembang di lingkungan Tebuireng. Salah satunya ialah keberkahan Kiai Idris. Karena itu, masyarakat setempat umum nya membiarkan hewan-hewan ternak peliharaan sang kiai untuk memakan tanaman miliknya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement