Senin 16 Aug 2021 23:00 WIB

KH Idris Kamali Penerus Dakwah Sang Hadratussyekh (I)

Kiai Kamali merupakan salah satu simpul dalam jejaring ulama nusantara di Haramain.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Warga beraktivitas di areal Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy
Foto:

Sesungguhnya Kiai Idris tidak hanya aktif di Tebuireng, tetapi juga beberapa pesantren lainnya di Jawa pada 1940-an. Misalnya, Pesantren Kaliwungu di Kendal atau Pesantren Kempek Cirebon.Dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, ia pun turut berjuang.

Demi menghindari kejaran polisi intel Belanda, mubaligh ini kerap menempuh jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang mengajar.Sebab, dirinya memang sering menggelorakan semangat jihad melawan penjajahan kepada para santrinya.

Kiai Idris menjadi pengajar tetap di Tebuireng antara 1953 dan 1973. Sesuai dengan wasiat Mbah Hasyim, dirinya pun mempertahankan sistem salaf atau ngaji sorogan di sana sebagai metode pembelajaran kepada para santri. Hingga akhirnya, ia diperbolehkan keluarga pengasuh pondok pesantren itu untuk berangkat ke Tanah Suci. 

Pada 1981, ulama yang tawaduk itu menuntaskan rihlah keilmuannya di Haramain. Alih-alih Tebuireng, kali ini dirinya mengamalkan ilmu di tempat asal keluarganya, Cirebon. Di sanalah Kiai Idris terus berkiprah hingga ajal menjemputnya pada Juli 1984. Dai tersebut wafat dalam usia lebih dari 90 tahun. Jenazahnya dikebumikan di kompleks permakaman keluarga di area Pondok Pesantren Kempek, Cirebon.

Dalam sebuah artikel, seorang muridnya Prof KH Tholhah Hasan memberikan kesaksian. Menurut dia, ketokohan sang guru dapat disandingkan dengan KH Adlan Aly, yang juga murid langsung Mbah Hasyim Asy'ari. "Di Tebuireng itu, ada dua penghuni surga: Kiai Idris Kamali dan Kiai Adlan Aly. Beliau berdua sama- sama alim, wara, zuhud, "ujar menteri agama RI periode 1999-2001 itu.

Sementara, Ketua Umum PBNU Prof KH Siradj mengenang masa-masa belajarnya saat di Makkah. Dalam fase hidupnya, ulama yang juga kelahiran Cirebon, Jawa Barat, itu pernah mengaji kitab kepada Kiai Idris. Bahkan, dirinya termasuk memiliki hubungan kekerabatan dengan sang alim. Sebab, ibu kandung Kiai Said merupakan sepupu dari Kiai Idris, yaitu Afifah binti Harun bin Abdul Jalil.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement