Ide-ide dan langkah Kiai Syatori cukup progresif dalam dunia pendidikan. Misalnya, saat para ulama Cirebon mengharamkan menulis Alquran dengan kapur tulis karena takut debunya diinjak-injak saat dihapus, Kiai Syathori justru membolehkan dan melakukannya.
Tidak hanya itu, ia juga mendukung emansipasi kaum perempuan Muslimah. Hal ini dilakukan dengan menyelenggarakan pengajian keagamaan secara khusus bagi wanita. Kiai Syathori juga dikenal sangat tekun dan teliti dalam mengembangkan majelis taklim dan madrasahnya. Jika memiliki jadwal mengajar, sang alim tidak pernah meninggalkan kelas sebelum para siswanya memahami dengan baik apa yang disampaikannya.