"Dan inilah yang membuat sejarah begitu menarik, karena begitu banyak lapisan yang sengaja diabaikan. Sejarah adalah penceritaan cerita yang selektif. Untuk seseorang yang menggali, ada kesadaran bahwa selalu ada lapisan lain yang bisa Anda jelajahi," ungkapnya.
Sejarah kita adalah sejarah kita, dan apa pun yang mengancam untuk mengguncangnya akan menghadapi perlawanan sengit. Psikologi memberi tahu kita bahwa kita dirancang untuk mengabaikan fakta yang tidak sesuai dengan pandangan dunia kita. Tapi Tharik percaya bahwa sejarah, seperti Islam di Eropa, adalah sejarah yang kita, sebagai orang Eropa, bagikan.
"Semua lapisan yang saya temukan dalam perjalanan saya, itu milik kami. Milikku dan milikmu. Mereka adalah milik kita secara kolektif sebagai orang Eropa atau apa pun yang kita ingin sebut diri kita sendiri pada suatu saat," ujarnya.
Harapannya kemudian adalah untuk masa depan ketika dia tidak harus menulis buku dan memberikan ceramah tentang 'Eropa Muslim' agar orang-orang mengetahuinya. Tharik berharap suatu hari nanti, orang akan menerima bahwa "warisan Muslim adalah "warisan Eropa kita".
Ikuti Whatsapp Channel Republika
