IHRAM.CO.ID, KANO -- Kebingungan terus berlanjut seiring dengan persetujuan pemilihan maskapai penerbangan untuk operasi haji 2022 di Nigeria. Beberapa negara bagian menolak pemilihan maskapai tertentu yang bertanggung jawab membawa jamaah mereka ke tanah suci.
Komisi Haji Nasional Nigeria (NAHCON) disebut telah menyetujui tiga operator penerbangan untuk menerbangkan sekitar 43 ribu jamaah haji yang berniat melakukan haji ke Arab Saudi. Dilansir di The Guardian Nigeria, Selasa (14/6/2022), maskapai yang ditolak itu telah diberi izin oleh NAHCON untuk mengangkut jamaah haji dari 16 negara bagian dan angkatan bersenjata.
Belasan negara bagian yang dimaksud adalah Kano, Abia, Akwa Ibom, Anambra, Bayelsa, Cross River, Delta, Ebonyi, Ekiti, Enugu, Imo, Kaduna, Ogun, Ondo, Rivers, dan Yobe. Namun, dari perkembangan dilapangan ditemukan maskapai kontroversial itu tidak dapat memulai operasi mereka di seluruh negara bagian yang ditentukan. Lima hari setelah jadwal dimulainya pengangkutan peziarah oleh maskapai lain, maskapai ini belum melakukan tugasnya sebagian besar karena penolakan langsung di negara bagian.
Sekretaris Eksekutif Dewan Kesejahteraan Jamaah Haji Negara Bagian Kano, Mohammad Danbatta, membenarkan jika Kano adalah salah satu dari negara bagian yang menolak maskapai tersebut. Mereka bersikeras maskapai tersebut tidak memiliki kapasitas operasional untuk memberikan layanan.
Selain itu, Kepala urusan Haji Kano juga menuduh NAHCON memaksakan maskapai penerbangan di negara bagian. Ini bertentangan dengan tradisi lembaga untuk memilih pengangkutan jamaah haji yang berniat ke tanah suci.
Menurut dia, maskapai yang dimaksud tidak memiliki kapasitas mengingat rekor kegagalan dan kekecewaan sebelumnya. Mereka juga beralasan maskapai tidak bisa memberangkatkan kelompok pertama dari Kaduna.
Bersumpah untuk menolak penunjukan maskapai penerbangan jamaah Kano yang dilakukan NAHCON, Danbatta bersikeras negara bagian hanya akan menerima Max Air sebagai maskapai yang akan menerbangkan 2.224 peziarah, yang dijadwalkan akan dimulai pada 19 Juni.
Meski demikian, Assistant Director Public Affairs di NAHCON Fatima Usara, membantah mengetahui terjadi penolakan dari negara bagian terhadap maskapai tersebut. Sebelumnya, NAHCON telah menandatangani perjanjian pengangkutan udara haji dengan tiga maskapai. Maskapai penerbangan ini terdiri dari dua maskapai penerbangan lokal dan sebuah maskapai penerbangan yang berbasis di Arab Saudi.
Dari perusahaan lokal, NAHCON melakukan kontrak dengan Max Air dan Azman Air, sementara dari Arab Saudi ditunjuk maskapai FlyNas. Kerja sama dengan tiga maskapai ini dilakukan dengan memenuhi formula pembagian kuota angkutan udara antara Kerajaan Arab Saudi dan negara peserta haji lainnya.
https://guardian.ng/news/hajj-kano-rejects-airline-for-pilgrims-airlift/