Selasa 02 Oct 2018 17:23 WIB

Haji Kegiatan dengan Kompleksitas Tinggi

Penyelenggaraan Haji 2018 ini harus dilihat sebagai kegiatan yang tidak sederhana.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Haji
Haji

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) evaluasi penyelenggaraan Haji tahun 1439H/2018M. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nizar Ali menyebut penyelenggaraan haji adalah kegiatan dengan kompleksitas tinggi.

"Penyelenggaraan Haji 2018 ini harus dilihat sebagai kegiatan yang tidak sederhana. Ada kompleksitas tinggi. Dan belajar dari tahun-tahun sebelumnya, kita harus punya inovasi agar dapat menyelenggarakan Haji yang lebih baik," ujar Nizal Ali saat membuka rakernas di Hotel Merlynn Park, Jakarta Pusat, Selasa (2/10).

Langkah-langkah perbaikan dan inovasi menurut Nizar harus selalu dilakukan utamanya dari sisi manajemen pelaksanaan. Ini agar citra baik yang dimiliki Indonesia dan menjadi contoh bagi negara lain bisa tetap terjaga serta dipertahankan.

Kompleksitas yang terjadi selama penyelenggaraan Haji mau tidak mau menuntut kerjasama dari berbagai aspek dan instansi terkait. Pekerjaan ini bukan hanya tugas milik Kemenag namun juga kementerian lain serta instansi yang bersangkutan.

Pun termasuk pihak Pemerintah Arab Saudi sebagai tuan rumah dan pemilik kebijakan terkait pelaksanaan ibadah Haji ini.

"Inovasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan jamaah. Kita harus memberikan keadilan, kepastian, efisiensi, akuntabilitas, dan profesionalitas dalam penyelenggaraan Haji," lanjut Nizar.

Ia pun mengingatkan kepada peserta rakernas yang juga panitia pelaksanaan Haji bahwa perbaikan dan penyempurnaan tidak hanya dilakukan dari sisi instansi. Pun pembinaan, pemberian pelayanan, serta perlindungan kepada setiap calon jamaah harus diperhatikan.

Nizar berharap dalam rakernas evaluasi ini tiap peserta mampu mengkritisi 10 inovasi yang sufah dilakukan dalam penyelenggaraan Haji 2018. Kritik diberikan secara cermat, tajam, dan bertanggungjawab serta dicarikan solusinya.

10 inovasi yang akan dievaluasi diantaranya percepatan keimigrasian dengan biometrik, penggunaan QR Code pada gelang jamaah, penerapan pola full musim penyewaan akomodasi di Madinah, serta penempatan satu konsultan ibadah di setiap sektor.

Adapun pokok bahasan utama dalam pelaksanaan Rakernas yang berlangsung mulai Selasa hingga Kamis (2-4/10) ini selain melakukan evaluasi implementasi 10 inovasi haji tahun 2018 juga rekomendasi delapan inovasi haji 2019.

Dari delapan inovasi yang diharap bisa dilakukan pada pelaksanaan ibadah haji 2019, ada empat yang menjadi poin baru. Antara lain pemberlakuan fast track atau jalur cepat kepada 13 embarkasi, pemberian nomor tenda di Arafah dan Mina, pemondokan di Madinah disewa seluruhnya dengan sistem full musim, revitalisasi satgas operasional Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna), dan pemberian nomor tenda-tenda di Arafah dan Mina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement