IHRAM.CO.ID, SEMARANG -- Seiring dengan upaya perbaikan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji, jumlah jamaah haji kelompok resiko tinggi (risti) asal embarkasi/debarkasi Adi Soemarmo, Solo terus berkurang.
Hal ini juga mempengaruhi jumlah jamaah haji yang meninggal dunia –pada saat melaksanakan tahapan ibadah haji—juga mengalami penurunan dibandingkan dengan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018.
Hal ini ditegaskan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Tengah, Drs H Farhani SH MM, saat membuka Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Tengah, di Semarang, Selasa (30/10) malam.
Menurut Farhani, Kantor Wilayah Kemenag Jawa Tengah –pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018-- embarkasi/ debarkasi Adi Soemarmo, Solo memberangkatkan total sebanyak 34.024 jamaah.
Masing- masing merupakan jamaah haji asal Jawa Tengah sebanyak 30.786 jamaah serta jamaah haji asal Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 3.238 jamaah. Dari jumlah ini sebanyak 75 jamaah di antaranya wafat.
Sebanyak 69 jamaah di antaranya meninggal dunia di tanah suci, dua orang jamaah meninggal dunia di pesawat saat perjalanan serta empat orang jamaah meninggal dunia di RS Moewardi, Solo.
“Dibandingkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2017, jumlah jamaah haji yang wafat pada penyelenggaraan tahun 2018 mengalami penurunan,” ungkapnya, di hadapan para peserta evaluasi.
Pada tahun 2017, masih jelasnya, embarkasi/ debarkasi Adi Soemarmo memberangkatkan 33.892 jamaah. Dari jumlah ini yang meninggal dunia ada 112 orang jamaah.
Termasuk laporan dari Bidang Kesehatan, jamaah haji asal embarkasi/ debarkasi Adi Soemarmo tahun 2017 yang masuk kelompok jamaah resiko tinggi (risti) mencapai 73 persen. Tahun ini jumlah jamaah haji risti menurun menjadi 69 persen.
“Dengan demikian –secara angka—pelayanan penyelenggaraan haji kita lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Farhani.