Ahad 04 Oct 2015 04:55 WIB

Hasil Investigasi Tragedi Mina akan Dirilis Pekan Ini?

Rep: eh ismail/ Red: Taufik Rachman
Ratusan ambulans membawa korban insiden Mina.
Foto: Dawn.com
Ratusan ambulans membawa korban insiden Mina.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH – Pemerintah Arab Saudi berjanji merilis hasil investigasi insiden maut di Mina pada pekan ini. Hasil investigasi diharapkan memupuskan segala asumsi dan analisis mengenai musibah yang terjadi pada Kamis (24/9) lalu.

Konsuler Jenderal RI (KJRI) di Jeddah Dharmakirty Syailendra Putra mengatakan, Pemerintah Arab Saudi sudah melakukan pengumpulan bahan dan keterangan untuk mencari akar masalah atau penyebab terjadinya insiden berdesak-desakannya jamaah haji di Jalan Arab 204.

“KJRI Jeddah sudah mendapatkan informasi awal dari pihak Arab Saudi yang menyatakan hasil investigasi mereka mungkin keluar dalam minggu ini,” kata Dharmakirty usai menggelar rapat briefing dengan tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri di kantor KJRI Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (3/10) malam.

Menurut Dharmakirty, pada tiga hari pertama pascainsiden, otoritas keamanan dan kesehatan Arab Saudi masih terfokus pada penanganan korban-korban yang dinilai masih bisa diselamatkan. Proses investigasi bari intensif dilakukan setelah pihak berwenang sudah menyelesaikan pemilahan korban wafat dan korban luka-luka.

Selama proses investigasi, Pemerintah Indonesia juga tidak mempertanyakan alasan pembelokan jalur jamaah haji Indonesia ke Jalan 223 yang berujung pada Jalan 204, lokasi terjadinya insiden.

“Kita biarkan saja Pemerintah Arab Saudi yang punya wewenang untuk menginvestigasi

itu. Jangan sampai kita membuat suatu asumsi yang belum tentu kebenarannya dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Dharmakirty.

Sejumlah saksi mata dan korban luka-luka dari jamaah haji Indonesia dalam insiden tersebut menyatakan, rombongan dibelokkan masuk ke Jalan 223 dari Jalan King Fahd yang merupakan jalur resmi jamaah haji Tanah Air menuju jamarat. Pembelokan dilakukan petugas keamanan dengan cara memblokade jalan dengan marka pembatas.

Jamaah pun terpaksa masuk ke Jalan 223 yang bertemu dengan Jalan 204 di pengujungnya. Di jalan yang masih berjarak sekitar dua kilometer dari tempat pelemparan jumrah tersebutlah insiden maut terjadi.

Dharmakirty melanjutkan, segala asumsi yang timbul selama proses investigasi harus diperlakukan sebagai informasi yang tidak bertanggung jawab. Selain tidak bisa dibuktikan kebenarannya, banyak informasi juga mengandung muatan politik terkait isu geopolitik dan keamanan di Timur Tengah. Dia pun mengimbau semua pihak menahan diri dan menunggu hasil investigasi diumumkan secara resmi.

Mengenai jumlah korban, Dharmakirty menerangkan, jumlah 2.170 foto jenazah yang dirilis Pemerintah Arab Saudi mungkin saja tidak sama dengan jumlah korban insiden Mina. Alasannya, angka 2.170 tersebut mengacu pada nomor file jamaah haji yang wafat yang berada di berbagai rumah sakit di Arab Saudi.

“Kalau kita bicara nomor file, bisa saja di antara yang dua ribuan foto itu satu dua di antaranya bukan merupakan korban Mina,” katanya.

Kendati demikian, Dharmakirty memperkirakan, jumlah korban musibah Mina tahun ini melebihi jumlah korban tragedi Mina yang terjadi pada 2 Juli 1990. Saat itu, 1.426 orang jemaah haji meninggal dunia akibat saling injak di terowongan Haratul Lisan, Mina.

Berdasarkan data per Sabtu pukul 06.00 waktu Arab Saudi, sudah ada 95 jenazah yang dinyatakan sebagai korban insiden maut Mina. Dari jumlah itu, sebanyak 90 di antaranya merupakan jamaah haji Indonesia yang berangkat melalui jalur reguler, sedangkan lima orang lainnya merupakan warga negara Indonesia yang sudah menetap di Arab Saudi.

“Empat orang merupakan pekerja di Bin Ladin Group yang sedang berhaji, sedangkan satu orang adalah WNI yang diduga haji backpacker,” kata Dharmakirty.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement