Jumat 03 Feb 2017 17:56 WIB

Semoga Kelak Investasi BPKH Terjaga

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Jamaah Haji Indonesia/ilustrasi
Foto: Republika/Heri Ruslan
Jamaah Haji Indonesia/ilustrasi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Mengelola dana besar, investasi yang dilakukan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) kelak diharapkan terjaga dan mengikuti nalar waras.

Salah satu calon Anggota Badan Pelaksana BPKH yang ditetapkan lulus seleksi administrasi, Satrio Utomo Purnomo mengatakan, belakangan publik melihat pola investasi lembaga terkait pemerintah agak kurang bertanggung jawab seperti di Dapen Pertamina. Satrio menyebutnya seperti tidak takut dengan Tuhan.

''Harapan saya, nanti tetap ada orang di BPKH yang menjaga investasi BPKH tetap sesuai nalar waras,'' kata Satrio usai diskusi bertajuk Emiten Bicara Industri di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (2/1).

Kepala Analis Universal Broker itu menambahkan, BPKH mengelola dana besar, Rp 80-100 triliun, sehingga investasi yang mengikuti common sense jadi sangat penting. ''Misalnya BPKH ngawur mau membeli semua saham Indofood, bisa saja. Rp 80-100 triliun itu sudah melampaui size Indofood, gede. Tapi kan tidak bisa ngawur,'' kata Satrio.

Jangan sampai ada cerita-cerita dana publik nyangkut di saham gorengan. Itu tak lucu. Hal-hal seperti itu harusnya bisa dihindarkan oleh BPKH. Size Rp 80-100 triliun, lanjut Satrio, ekuivalen dengan saham-saham big size.

Dalam seleksi BPKH, Satrio meliha banyak nama besar yang ikut seleksi. Ia sendiri tidak yakin lolos, tapi proses masih berjalan. ''Kita lihat nanti. Saya ini istilahnya hanya meramaikan,'' kata dia.

Ia ingin ikut memberi warna dalam proses ini. Tapi kalau target untuk lolos ke babak berapa, ia tak punya itu.

Pada 30 Januari 2017 lalu, Panitia Seleksi Anggota Badan Pelaksana dan Dewan Pengawas BPKH menetapkan 84 nama peserta yang lulus seleksi administrasi. Mereka kemudian diharuskan mengikuti tes tertulis pada Kamis, 2 Februari 2017 lalu di Gedung Kementerian Agama Jalan MH Thamrin No. 6, Jakarta Pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement