Kamis 04 Jun 2020 13:52 WIB
haji

Lagu Para Pengendara Unta: Kisah Karavan Haji ke Makkah

Kisah pengendara unta untuk berhaji ke Makkah.

Mahmal  dan Kiswah saat  di bawa ke Makkah bersama karavan jamaah haji.
Foto:

Lalu, bagaimana jalur pengelana yang hendak menunaikan ibadah haji dari luar tanah Hijaz. Ternyata kala itu sudah terdapat banyak jalur. Hal ini terlacak semenjak tahun 969 M, kala Dinasti Fatimiyah yang Syiah menaklukkan Mesir.

Saat itu karavan haji berangkat dari ibu kota baru mereka, al-Qahira. Peziarah dari Mesir bergabung dengan peziarah haji yang datang dari al-Andalus (Andalusia), Maghreb (kawasan barat Afrika seperti Maroko), dan Afrika sub-Sahara, khususnya dari Kerajaan Mali yang telah memeluk Islam.

Rute dari Mesir (Darb al-Misri) dari Kairo yang ditujukan untuk peziarah yang ke Makkah dimulai dari kawasan sekitar al-Qulzum (Suez), melintasi semenanjung Sinai, dan di 'Aqaba. Mereka nantinya akan bergabung dengan karavan dari Gaza, yang di al-Khalil (Hebron) di Palestina, yakni peziarah dari al-Quds (Yerusalem). Karavan haji kemudian menyusir pantai timur Laut Merah yang menjadi rute berbahaya karena sumurnya sering kering.

Museum Al Amoudi dan Peradaban Arab Masa Lampau - Petitum.id

Perjalanan Kairo ke Makkah mencapai sejauh 1.600 km dan membutuhkan waktu hingga 35 hari. Uniknya, para penguasa Dinasti Fatimiyah tidak ada yang pergi haji, tetapi mereka menggunakan kekuasaannya untuk melayani konvoi peziaah haji. Hal ini berupa memastikan ketersediaan makanan yang harus ada sepanjang perjalanan dengan cara mengikuti karavan haji hingga Makkah.

Bahkan, kala itu oleh penguasa Dinasti Fatimiyah, peziarah haji dibuat sangat bergantung akan pasokan makanan yang disediakannya. Tak hanya itu, dinasti ini kala itu bahkan mengganti kiswah yang semula terbuat dari kain tenun berwarna hitam menjadi kain tenun berwarna putih.

Namun, patut diketahui, rute kafilah haji dengan menggunakan unta ke Makkah ini juga terus berubah seiring dengan perubahan kekuasaan politik. Pada masa Ottoman (Utsmani) yang berada di Turki kemudian muncul rute ke Makkah lewat Suriah (Darb al-Shami). Hal ini jelas menandaan bahwa rute menuju Makkah berubah terkait adanya pergolakan politik kekuasaan.

Hal tersebut terlihat dengan mengacu sumber-sumber sastra, kartografi, serta sisa-sisa arkeologis yang menunjukkan bahwa perjalanan Darb al-Hajj al-Shami (Perjalan Haji Dari Suriah) dari Damaskus ke Makkah juga bergeser seiring waktu.  

Lagi pula sebenarnya ada tiga rute ke Makkah dari Suriah. Pertama, rute abad pertengahan yang terjadi mulai dari penaklukan Muslim (abad ke-7) ke Kesultanan Mamluk (abad ke-15). Kedua, rute Ottoman (abad ke-16 awal 20). Ketiga, rute dengan menyusuri jalur kereta api hijaz (Hijaz Railway) yang diresmikan pada tahun 1910 kala kekuasaan dan pengaruh Ottoman yang menurun.

          

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement