Menurut penelitian tersebut, ada antara 5,3 dan 5,6 juta Muslim dengan latar belakang migrasi. Jumlah ini sekitar 900 ribu lebih banyak dari 2015. Ini merupakan antara 6,4 dan 6,7 persen dari seluruh populasi Jerman.
Latar belakang migrasi adalah istilah yang digunakan dalam bahasa Jerman untuk menggambarkan migran generasi pertama atau keturunan migran.
Sementara jumlah Muslim terbesar di Jerman adalah keturunan Turki, seperti yang telah terjadi selama beberapa dekade, negara-negara asal menjadi lebih beragam. Kemungkinan besar karena konsekuensi dari tingginya jumlah pengungsi dari negara-negara seperti Suriah dan Irak sejak 2015 menurut penulis studi.
Studi ini mensurvei 4.500 Muslim dengan latar belakang migrasi dan 500 tanpa, mengekstrapolasi angka dari jajak pendapat ini ke populasi secara keseluruhan. "Analisis menunjukkan bahwa pengaruh agama pada integrasi sering dilebih-lebihkan," kata Sommer.
Studi ini dilakukan atas nama Konferensi Islam Jerman dengan kementerian dalam negeri dan migrasi, mengikuti penelitian yang dilakukan antara 2019 dan 2020. Ini membandingkan populasi Muslim dengan latar belakang migrasi dengan mereka yang beragama Kristen atau tidak beragama, seringkali menunjukkan bahwa agama adalah bukan faktor penentu dalam berbagai tren.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
