Ia juga berharap AICIS bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran yang bermanfaat bagi masyarakat, termasuk menghadapi era revolusi industri 4.0, di mana pemenuhan manusia sudah serba digital.
"Maka terbentuknya insan kampus yang inovatif menjadi sebuah keniscyaan, insan kampus yang punya landasan kuat akan nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama," katanya.
Tahun ini, konferensi yang mengambil tema "Islam in a Changing Global Context: Rethinking Fiqh Reactualization and Public Policy" ini akan membahas lebih dari 5.000 paper berisi temuan baru dalam studi Islam.Pembahas dalam kegiatanAICIS ini merupakan para akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) serta sejumlah ilmuwan dari Saudi Arabia, Iran, Amerika Serikat, Inggris, Turki, Korea Selatan, dan Malaysia.