Kamis 20 Dec 2018 23:45 WIB

Pemerintah Diminta Agar Saudi Menunda Biometrik Umrah

Proses biomotrik jamaah umrah dinilai cukup menyulitkan karena keterbatasan fasilitas

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Calon haji Makassar yang tergabung kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Makassar menjalani perekaman Biometrik di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/7).
Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Calon haji Makassar yang tergabung kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Makassar menjalani perekaman Biometrik di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/7).

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil ketua Komisi 8 DPR RI, Sodik Mudjahid, mengatakan pemerintah Indonesia harus mendukung calon jamaah yang akan berangkat umrah. Karena saat ini, calon jamaah umrah dipersulit dengan keharusan pemeriksaan biometrik sebelum mereka berangkat ke Arab Saudi.

"Pemerintah harus turun tangan mendesak pemerintah Arab Saudi mengundurkan syarat pemeriksaan biometrik calon jamaah umrah sampai mereka siap menyiapkan gate umrah minimal di tiap kota/kabupaten," kata Sodik, dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/12).

Sodik mengatakan, pembelaan pemerintah kepada bangsa Indonesia yang akan umrah adalah dengan mendesak pemerintah Saudi memperbanyak gate biometrik. Idealnya, kata dia, adalah satu gate biometrik di setiap kota/kabupaten.

Ia berpandangan, proses biometrik sebelum umrah akan sangat menolong percepatan pemeriksaan imigrasi di bandara di Saudi, seperti halnya kemudahan pemeriksaan imigrasi jamaah haji.

Akan tetapi, menurutnya, proses biometrik calon jamaah haji berbeda dengan calon jamaah umrah. Calon jamaah haji melakukan proses biometrik di embarkasi haji, di mana calon jamaah haji wajib berkumpul di embarkasi. 

Namun, calon jamaah umrah tidak wajib kumpul di embarkasi. Jika titik biometrik calon jamaah umrah hanya ada di beberapa titik di Indonesia, seperti yang sudah disiapkan kerajaan Saudi saat ini, ia menilai hal itu akan menyulitkan calon jamaah umrah. Terutama, calon jamaah yang berada di provinsi yang sarana transportasinya masih sulit seperti di daerah kepulauan. 

Seperti diketahui, mulai keberangkatan haji 2018 kerajaan Arab Saudi memberlakukan proses perekaman biometrik di Asrama Haji. Sehingga, ketika tiba di Bandara Jeddah, jamaah hanya perlu konfirmasi data dengan cepat tanpa perlu melakukan perekaman sejak awal.

Dinilai sukses menerapkan perekaman biometrik untuk haji, akhir tahun ini Saudi menggandeng sebuah perusahaan swasta bernama VFS Tasheel untuk membantu melakukan perekaman biometrik bagi jama'ah umrah.

Jika sebelumnya perekaman biometrik dilakukan di Asrama Haji sebelum keberangkatan jamaah haji ke Arab Saudi, kini perekaman biometrik untuk umrah dilakukan di beberapa kota besar dan berkas perekaman ini dijadikan sebagai syarat pengurusan visa.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement